LTSHE untuk Indonesia Timur

   Asset 3

 

      Sekolah merupakan hak untuk seluruh anak bangsa di Republik Indonesia, memajukan bangsa dengan melahirkan sosok-sosok pemimpin baru dengan pendidikan yang merata untuk seluruh daerah di Indonesia. Namun bagaimana kondisi saudara setanah air kita di timur Indonesia. Lanny jaya, salah satu kabupaten di Provinsi paling timur Indonesia, hanya dapat mengandalkan pembangkit diesel yang dikelola oleh Pemerintah daerah sendiri, hanya dua distrik pada kabupaten lanny jaya pada jangkauan 2 (dua) kilometer yang dapat dialiri listrik oleh pembangkit, distrik selebihnya, gelap gulita. Sekedar penerangan pada malam hari untuk dapat belajar mengerjakan tugas sekolah adalah apa yang hal yang ingin dirasakan anak-anak sekolah di lanny jaya, Papua, Indonesia.

      Lampu Tenaga Surya Hemat Energi menjadi solusi yang diberikan pemerintahan Presiden Joko Widodo sesuai dengan Nawacita untuk menyediakan penerangan kepada masyarakat yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir dan pulau-pulau terluar.  Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik, Dirjen EBTKE mulai bergerak untuk mendata masyarakat yang belum merasakan listrik seperti di kabupaten lanny jaya, Papua.

         Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, penyediaan LTSHE dilakukan oleh Pemerintah dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan dibagikan secara gratis 1 kali untuk setiap penerima LTSHE. Tahun 2017, Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 332,8 Miliar dari APBN, dengan target sebanyak 95.729 paket LTSHE akan diserahkan kepada 6 provinsi tertimur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sedangkan pada tahun 2018 Kementerian ESDM juga telah mengusulkan dana sekitar Rp. 1 triliun untuk pelaksanaan pembagian LTSHE di 15 provinsi. sebuah proyek besar untuk menyosialkan energi terbarukan kepada daerah yang sangat membutuhkan energi listrik saat ini.

d67d8ab4f4c10bf22aa353e27879133c

           Berdasarkan data diatas yang di publish oleh kementerian ESDM, jumlah desa yang masih gelap gulita yakni mencapai angka 2,519 masih data awal yang telah di verifikasi, masih banyak daerah 3T yang hingga kini bahkan untuk masuk saja kewilayahnya memerlukan waktu untuk berjalan kaki setengah sampai dengan satu hari jalan kaki, contohnya seperti pada saat acara sosialisasi LTSHE di Lanny Jaya, bentangan alam berbukit dan bergunung serta minimnya jalan untuk kendaraan membuat akses warga dari kampung ke Tiom menuju lokasi sosialisasi.

    LTSHE merupakan perangkat pencahayaan yang berupa lampu yang akan diintegrasikan dengan baterai dengan sumber energi pembangkit listrik tenaga surya. cara kerja LTSHE adalah dengan menangkap energi dari matahari menggunakan panel surya kemudian diubah menjadi energi listrik dan disimpan di dalam baterai. Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu. menurut informasi dari kemeterian ESDM, LTSHE dapat beroperasi maksimum hingga 60 jam. dalam satu paket LTSHE berisikan panel surya 20 Watt Peak yang berfungsi menangkap Sinar Matahari dan merubahnya menjadi listrik DC, baterai Lithium yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan daya. Lampu LED yang berfungsi sebagai sumber cahaya, terakhir, Hub dan Kabel yang berfungsi sebagai konektor daya.

Untitled-7-Recovered-Recovered

          Berbicara mengenai keunggulan dari produk ini untuk daerah terluar, terdepan dan terisolir (3T), LTSHE memiliki keunggulan pada bentuknya yang portable sehingga dapat dipindah pindahkan dan sangat efisien dalam pemasangan yang tidak ribet dan memerlukan biaya yang mahal. Lampu Light-Emitting Diode yang supportive terhadap panel surya dan juga memiliki pencahayaan yang lebih terang daripada lampu biasa, dan terakhir, penggunaan yang lebih tahan lama daripada lampu biasa.

        Semua kelebihan itu akan menjawab permasalahan listrik di daerah yang sulit dijangkau seperti Kabupaten Lanny Jaya yang baru bisa diakses jalan darat melalui Wamena, dengan jarak tempuh 91 kilometer dan waktu yang diperlukan untuk sampai Lanny Jaya sekitar 3-4 Jam perjalanan dengan kondisi jalan mayoritas rusak dan bergelombang. “untuk membangun jalan baru disini diperlukan biaya 2,7 milyar per kilometer” ujar bapak Christian Sohilait, Sekda Kabupaten Lanny Jaya pada saat memulai membuka acara sosialisasi program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), dikutip dari artikel kementerian ESDM.

          Penyediaan dari program ini dilakukan oleh Menteri ESDM yang akan bertanggung jawab untuk menunjuk dan melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha pelaksana dan penyedia LTSHE. Persyaratan pertama untuk menjadi Badan usaha yang menyupplai LTSHE ini juga harus memiliki fasilitas produksi dan sarana di dalam negeri tentunya untuk memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri untuk kemajuan perekonomian Indonesia, yang kedua adalah badan usaha harus sudah pernah memproduksi produknya untuk penggunaan dalam negeri dan luar negeri yang sudah dijamin kualitasnya, yang terakhir adalah badan usaha harus menyediakan layanan purna jual paling kurang tiga tahun dan menjamin ketersediaan suku cadang untuk Lampu Tenaga Surya Hemat Energi. hal ini mengerucutkan menjadi sedikit badan usaha yang dapat berperan dalam penyuplai bahan untuk Lampu Tenaga Surya Hemat Energi, namun dilain sisi membuat para inovator untuk terus mengembangkan lagi teknologinya dan memasarkannya untuk masyarakat perkotaan yang hingga kini terus menerus mengotori udara dengan emisi dari energi konvensional yang mereka gunakan.

     Paket LTSHE yang sudah dirancang dengan baiknya sekarang sedang dalam proses pendistribusian yang terhambat karena data yang dimiliki oleh daerah belum diberikan kepada pusat, sehingga kondisi saat ini pemerintah pusat menginstruksikan kepada bupati daerah untuk menyosialkan paket LTSHE agar dapat memberikan gambaran jelas program penyediaan LTSHE dan verifikasi data calon penerima LTSHE secara riil agar paket LTSHE dapat didistribusikan langsung kepada masyarakat. karena proses birokrasi yang wajib untuk dikerjakan, maka koordinasi antara pejabat daerah, badan usaha pembuat LTSHE dan suku cadangnya dan pemerintah pusat.

 Kunjungi Website resmi Kementerian ESDM untuk informasi resmi, data yang akurat dan perkembangan energi Indonesia. http://www.esdm.go.id

 Referensi :

[1] Tim Komunikasi ESDM. 2017. “Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi” : https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-program-lampu-tenaga-surya-hemat-energi.pdf  ( Diakses pada 20 Agustus 2017 pukul 16.00 WIB )

[2] Tim Komunikasi ESDM. 2017. “Presiden Joko Widodo Terbitkan Peraturan Penyediaan LTSHE” : https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-program-lampu-tenaga-surya-hemat-energi.pdf  ( Diakses pada 20 Agustus 2017 pukul 16.30 WIB )

[3] Wijiatmoko Bambang. ESDM. 2017. “Lampu Energi Surya ditunggu-tunggu oleh Masyarakat Lanny Jaya” : http://ebtke.esdm.go.id/post/2017/06/09/1684/ lampu.energi.surya.ditunggu-tunggu.oleh.masyarakat.lanny.jaya                                             ( Diakses pada 20 Agustus 2017 pukul 16.30 WIB )

 

 

Leave a comment